4.4.11

Ekologi Laut Tropis

ENERGI

Energi adalah kemampuan suatu benda untuk dapat melakukan usaha. Dengan kata lain proses perubahan energi mendorong timbulnya usaha. Energi itu sendiri terbagi menjadi energi kinetik dan energi kinetik. Namun disamping itu benda-benda lainnya juga dapat menghasilkan energi seperti energi cahaya, energi matahari, energi panas, energi listrik, energi nuklir, dan energi kimia.
Energi Kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda-benda yang bergerak. 
Energi Potensial adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena keadaan benda tersebut atau kedudukannya. Hal ini menyebabkan adanya energi potensial gravitasi yang memiliki arti bahwa setiap benda memiliki energi yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Energi potensial juga ada yang disebut dengan energi potensial pegas, mengapa disebut demikian? Karena benda tersebut memiliki sifat pegas.

Energi merupakan sesuatu yang dapat diubah menjadi bentuk energi lain namun meskipun begitu, energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Maka energi memiliki hukum kekekalan energi yang berbunyi, "Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tapi tidak bisa diciptakan ataupun dimusnahkan (konversi energi)". Hukum kekekalan energi ditemukan oleh seorang ahli fisika dari Inggris yaitu James Prescott Joule ( 1818-1889)

Nah, apakah lautan memiliki energi? Tentu saja..
Energi di laut berasal dari arus dan gelombang yang menghasilkan pasang surut maupun ombak yang berdebur :) nah.. dengan adanya energi kinetik tersebut maka energi tersebut dapat dimanfaatkan dengan cara diubah kebentuk yang lainnya seperti kedalam bentuk Energi Listrik . Bagaimana caranya? Tentu saja dengan menggunakan turbin yang disimpan di dalam laut yang nantinya akan bergerak karena adanya arus dan gelombang. Lagi-lagi kita mesti ingat, ini bukan rangka menghasilkan energi loh! (ingat hukum kekekalan energi) Jadi sebenarnya kita hanya mengubah/ mengkonversikan energi kinetik ke bentuk energi listrik sehingga dapat lebih bermanfaat bagi kita.




HABITAT


Habitat merupakan suatu lingkungan dimana makhluk hidup tertentu berasal. Di habitatnya itu biasanya makhluk hidup tinggal dan berkembang biak karena tubuhnya telah terbiasa dengan kondisi daerah tersebut sejak dia kecil sehingga tidak memerlukan adaptasi terhadap habitatnya tersebut (kecuali terjadi perubahan terhadap habitatnya).
Habitat makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya bisa jadi tidaklah sama karena setiap makhluk hidup memiliki kondisi optimum yang berbeda-beda untuk tumbuh berkembang dengan baik. Bila suatu makhluk hidup menempati suatu tempat baru kemudian makhluk tersebut mampu beradaptasi dengan baik dan kemudian melanjutkan hidupnya di tempat tersebut, maka tempat tersebut dapat kemudian disebut sebagai habitat makhluk hidup itu.

Habitat yang menjadi perhatian saya adalah habitat di laut..
Habitat dari makhluk-makhluk laut tentu saja di dalam laut. Keadaan di laut ini sangat dipengaruhi oleh salinitas (kadar garam dalam air), intensitas cahaya matahari yang dapat masuk, habitat sekitar yang mempengaruhi, suhu, iklim dan cuaca, serta makhluk hidup di tempat itu sendiri.
Dengan kita mengetahui habitat asli dari makhluk-makhluk tersebut, kita dapat lebih mudah untuk melestarikan dan mengembalikan keharmonisan suatu tempat sebagai tempat yang ideal bagi makhluk yang hidup di tempat tersebut. Selain itu, apabila kita ingin memelihara ikan hias yang berasal dari laut misalnya.. kita jadi mengetahui bagaimana sebaiknya kita merekayasa sebuah tempat hidup baru (akuarium) yang sesuai dengan habitat asal mereka sehingga makhluk-makhluk laut tersebut dapat bertahan hidup dengan baik.



RELUNG


Relung merupakan bagian dari suatu ekosistem. Dimana dalam satu ekosistem terdapat predator yang memiliki mangsa yang sama. Apabila dalam suatu ekosistem/ habitat terdapat relung yang kompleks, maka akan terjadi persaingan dalam mencari makanan. Akibatnya spesies yang lebih kuat akan dapat lebih bertahan dibanding saingannya.




ADAPTASI

Adaptasi adalah upaya atau kemampuan dari suatu makhluk hidup untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Adaptasi dilakukan oleh makhluk hidup dengan tujuan agar dapat melangsungkan hidupnya. Adaptasi yang dilakukan makhluk hidup dengan berbagai cara, ada yang bentuk tubuhnya menjadi berubah, fungsi organ tubuhnya yang berubah, maupun tingkah lakunya yang berubah.

Adaptasi morfologi merupakan bentuk penyesuaian diri makhluk hidup yang terlihat dari bentuk fisiknya. Misalnya ikan yang hidup di dasar laut yang dalam, bentuk tubuhnya menjadi pipih. Hal ini dikarenakan tekanan yang terjadi di dasar laut tersebut begitu besar, sehingga bentuk tubuhnya harus dapat menyesuaikan dengan keadaan sekitar. Apabila hal tersebut tidak terjadi, maka tubuh ikan dapat pecah akibat tekanan yang sangat besar.

Adaptasi fisiologi merupakan bentuk penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungannya dengan perubahan dari fungsi oragan tubuhnya. Misalnya pada ikan di laut, ikan lebih sedikit mengeluarkan urine dibandungkan dengan ikan air tawar. Hal ini dikarenakan laut memiliki kadar garam yang sangat tinggi sehingga ikan laut lebih banyak mengkonsumsi air namun lebih sedikit mengeluarkan urine

Adaptasi Tingkah Laku merupakan bentuk penyesuaian diri makhluk hidup dengan lingkungannya dengan pola tingkah laku tertentu. Misalnya pada saat bulan purnama lebih mudah didapatkan sotong.
Adaptasi ini terjadi bukan dalam waktu yang singkat, namun perubahan atau adaptasi yang dilakukan secara bertahap seiring dengan perubahan habitat dimana makhluk tersebut tinggal. Karena makhluk hidup tidak dapat melakukan adaptasi yang drastis terhadap lingkungannya. Maka bila lingkungannya berubah secara drastis, maka kemungkinan makhluk tersebut akan pergi dari lingkungan itu atau bahkan mengalami kematian.




EVOLUSI

Evolusi merupakan perkembangan atau perubahan makhluk hidup dari bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang lebih kompleks dimana proses ini terjadi dalam jangka waktu yang lama. Evolusi merupakan bentuk adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya. Evolusi ini dilakukan makhluk hidup dalam upaya agar dapat bertahan hidup seiring dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
Evolusi terbagi menjadi evolusi kosmik dan organik.
Evolusi kosmik merupakan perubahan yang terjadi pada lingkungan abiotik atau lingkungan tempat makhluk hidup biasa hidup. Sedangkan evolusi organik merupakan perubahan yang terjadi di lingkungan biotik atau lingkungan hidup dimana makhluk hidup tinggal dan berinteraksi secara turun-temurun.




SUKRESI PRIMER & SUKRESI SEKUNDER


Sukresi adalah perubahan yang berlangsung searah pada suatu komunitas yang menyebabkan terbentuknya komunitas baru dimana prosesnya membutuhkan waktu tertentu (waktu disesuaikan dengan seberapa cepat komunitas baru itu terbentuk).
Sukresi primer merupakan perubahan yang terjadi dengan fenomena hilangnya komunitas asal/sebelumnya hingga digantikan dengan komunitas yang baru. Hal ini biasanya terjadi akibat adanya letusan gunung api, sehingga komunitas yang sebelumnya ada terhapus hingga akhirnya digantikan oleh komunitas yang baru.
Sedangkan dikatakan terjadi sukresi sekunder apabila perubahan yang terjadi pada suatu komunitas tidak menghilangkan komunitas asal/ sebelumnya melainkan hanya terjadi pertambahan keanekaragaman komunitas pada wilayah tersebut.



FAKTOR PEMBATAS


Faktor pembatas adalah sebuah tolak ukur dimana makhluk hidup dapat hidup dalam suatu wilayah.
Faktor pembatas di laut antara lain:
- Salinitas
- Tekanan
- Intensitas penyinaran matahari dan seberapa besar penyinaran yang dapat masuk ke laut
- Suhu
- Makhluk hidup lainnya yang berperan sebagai produsen maupun predator



sumber:

www.alpensteel.com/...energi-laut.../2176--fenomena-di-laut-sebagai-sumber-energi.html
Subagya,Hari - Taranggono,Agus. 2007.Sains Fisika 2 SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara 

http://id.wikipedia.org/wiki/Habitat
http://organisasi.org/ciri_ciri_habitat_dan_ekosistem_di_air_tawar_dan_air_laut_ilmu_sains_biologi
http://id.wikipedia.org/wiki/Relung

http://sobatbaru.blogspot.com/2008/06/pengertian-suksesi.html
http://organisasi.org/pengertian_arti_definisi_evolusi_serta_jenis_dan_macam_evolusi_evolusi_kosmik_dan_evolusi_organik_pengetahuan_sains_biologi

20.3.11

Aplikasi Oseanografi – Manajemen Lingkungan Laut untuk Pola Pasang Surut dan Transport Laut

Mengapa Pola Pasang Surut dan Transportasi di Laut termasuk dalam Lingkup Aplikasi Oseanografi?

Memanajemen lingkungan laut untuk transport laut merupakan aplikasi dari oseanografi karena dalam kenyataan pengoperasian alat-alat transportasi laut tersebut kita tidak dapat mengindahkan adanya pengaruh dari faktor-faktor oseanografi yang terjadi di lingkungan laut yang akan dilalui. Hal ini sebabkan oleh pengetahuan oseanografi itu sendiri yang berarti studi dan penjelajahan atau eksplorasi ilmiah mengenai laut dan segala fenomenanya.
Dengan mengaplikasikan ilmu oseanografi, setiap kegiatan yang akan dilakukan di laut dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Karena pengaplikasian oseanografi ini salah satunya kita dapat mengetahui pola pasang surut suatu daerah. Pada beberapa daerah tertentu (daerah yang memenuhi standar), fenomena pasang surut dapat dimanfaatkan sebagai penghasil energi. Pasang surut air laut sendiri berarti naik atau turunnya posisi permukaan perairan atau samudera yang disebabkan oleh pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari. Pasang laut menyebabkan perubahan kedalaman perairan dan mengakibatkan arus pusaran. Fenomena pasangnya air laut ini dikenal dengan sebutan arus pasang. Perkiraan mengenai kejadian pasang ini sangat diperlukan dalam navigasi pantai. Wilayah pasang ini merupakan wilayah pantai apabila sedang terjadi surut sehingga daerah ini disebut dengan mintakat pasang yang memiliki ekologi laut yang khas dan khusus. Waktu pasang adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Panjang periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit. Variasi harian dari rentang pasang laut berubah secara sistematis terhadap siklus bulan. Rentang pasang laut juga bergantung pada bentuk perairan. Pasang laut merupakan hasil dari gaya gravitasi dan efek sentrifugal (dorongan ke arah luar pusat rotasi bumi).
Siklus bulan sangat mempengaruhi siklus pasang surut karena gaya gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi. Namun tetap gaya tarik gravitasi matahari juga memiliki efek yang sama namun dengan derajat yang lebih kecil. Gaya gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi (sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari).
pasang surut

pasang purnama dan pasang perbani
Pasang purnama atau dikenal dengan spring tide terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. ketika berlangsung fenomena ini maka dihasilkanlah pasang naik yang sangat tinggi dan pasang surut yang sangat rendah. Pasang purnama ini biasanya terjadi ketika bulan baru dan bulan purnama. Sedangkan pasang perbani atau neap tide terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Fenomena ini akan menyebabkan terjadinya pasang naik yang rendah dan pasang surut yang tinggi. Pasang laut perbani biasanya terjadi ketika fase bulan seperempat dan tigaperempat.
Sifat pasang surut yang berlangsung secara periodik atau berkala ini memudahkan kita dalam melakukan perhitungan kapan waktu mungkinnya pasang naik dan surut terjadi di suatu pesisir pantai.
Seperti yang telah dikatakan di awal, pasang surut dapat dijadikan sebagai sumber energi pembangkit listrik tenaga pasang surut. Namun segala sesuatu tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan dari pembangkit listrik tenaga pasang surut, antara lain:
Kelebihan: 
~ Setelah dibangun, energi pasang surut dapat diperoleh secara gratis.
~ Tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limbah lainnya.
~ Tidak membutuhkan bahan bakar.
~ Biaya operasi rendah.
~ Produksi listrik stabil.
~ Pasang surut air laut dapat diprediksi.
~ Turbin lepas pantai memiliki biaya instalasi rendah dan tidak menimbulkan dampak lingkungan yang besar.
Kekurangan:
- Sebuah dam yang menutupi muara sungai memiliki biaya pembangunan yang sangat mahal, dan meliputi area yang sangat luas sehingga merubah ekosistem lingkungan baik ke arah hulu maupun hilir hingga berkilo-kilometer.
- Hanya dapat mensuplai energi kurang lebih 10 jam setiap harinya, ketika ombak bergerak masuk ataupun keluar.

perhitungan pasang surut dilakukan sebelum membangun sebuah pelabuhan

Oleh karena itu, pengetahuan mengenai pasang surut laut sangat diperlukan dalam pengelolaan transportasi laut seperti kegiatan di pelabuhan, pembangunan di daerah pesisir pantai, dan lain-lain. Seperti kita ketahui bahwa suatu kapal maupun pengawas lalulintas kapal biasanya menggunakan suatu sistem yang dipergunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan posisi kapal. Sistem ini bisa mengatasi kesulitan identifikasi kapal dalam kondisi berkabut, misalnya, dengan menggunakan peralatan-peralatan yang memungkinkan masing-masing kapal dan pengawas lalu lintas pelayaran bertukar informasi mengenai kecepatan, posisi, arah pelayaran dan sebagainya. Alat tersebut mempermudah kita untuk mengetahui fenomena laut pada daerah yang akan dilewati kapal tersebut sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya gangguan lalulintas laut.



daftar pustaka:
http://id.wikipedia.org/wiki/Pasang_laut
http://id.wikipedia.org/wiki/Oseanografi
http://www.fitb.itb.ac.id/index.php?content=prodi&id=3a
http://www.anneahira.com/pasang-surut-laut.htm
http://majarimagazine.com
http://alfit.student.umm.ac.id/category/transportation/
http://basf-cc.com.sg
http://ikukang.blogspot.com
http://foralsa.wordpress.com